INDIGO
Oleh : AHMAD NUR ROSYID
SCENE 1. INT. RUANG TV. PAGI
PAGI ITU DI RUANG KELUARGA
SEMUANYA BERKUMPUL. IBU, AJAL, AGUNG DAN
NADIA. HANYA AYAH YANG SEJAK TADI BELUM TERLIHAT. NADIA ASIK MELONGO DENGAN
FILM KARTUN KESUKAANNYA , AGUNG ASIK DENGAN RUBIK DITANGANNYA DUDUK DISEBELAH
ADIKNYA ITU. IBU MENYIAPKAN SARAPAN UNTUK KAMI. SEDANGKAN AKU HANYA DUDUK
MENGAMATI MEREKA DI KURSI TENGAH. KEMUDIAN SENYUMKU MENGEMBANG KETIKA AYAH
KELUAR DARI KAMARNYA.. AYAH MENUTUP PINTUNYA PELAN, IA MENGHAMPIRIKU SAMBIL
MENGUSAP DAN MENCIUM KEPALAKU.
AYAH
“Selamat Pagi Ajal anak kesayangan ayah, kenapa hanya duduk disini?
Temani adik-adikmu disana.”
AJAL
(tersenyum) “selamat pagi
ayah, (melirik kedua adiknya yang sedang menonton tv) Ajal nungguin ayah, dari tadi gak keluar-keluar”
KEMUDIAN AYAH MENGHAMPIRI
YANG LAIN DENGAN SIKAP HANGAT DAN MEREKA TERLIHAT SANGAT SENANG
IBU
“Anak-anak, makanan sudah
siaapp, cepat kemari, kita makan bersama-sama. Ajal...
kemari nak.. agung sama nadia juga, matikan dulu tv-nya nak.”
NADIA
“Ibuu.. kak agung pelit gak
mau minjemin nadia rubiknya”
IBU
“Iya nanti dipinjemin, tapi
ayo makan dulu sayang”
SEMUANYA SUDAH DI MEJA
MAKAN, IBU, AKU, AGUNG, NADIA, DAN JUGA, AYAH. KAMI MAKAN BERSAMA .
AYAH
“Ajal, makan yang banyak biar kamu sehat”
AJAL
(hanya mengangguk sambil
tersenyum)
SCENE 2. INT. KAMAR IBU.
MALAM
MALAM ITU AJAL TERBANGUN, IA HENDAK KE KAMAR MANDI. IA MELEWATI
KAMAR IBU, DAN MENDENGAR SUARA TANGISAN DARI DALAM KAMAR.
AJAL
“Ibuu.. “ (sambil memegang
gagang pintu dan membukanya perlahan)
AJAL
MENEMUKAN IBUNYA SEDANG DUDUK DI MEJA RIAS, MEMELUK BINGKAI FOTO KELUARGA SAMBIL MENANGIS. LALU MATANYA MELIHAT SEKITAR
DAN MENEMUKAN AYAH DUDUK DI RANJANG SAMBIL MENUNDUK. AKHIRNYA IA TIDAK BERANI
MASUK. IA LANGSUNG MENUTUP PINTU PELAN DAN MELENGGANG PERGI.
IBU
“Kenapa rasanya berat sekali
membesarkan mereka?!, (menangis tersedu) kamu tidak tau kan, betapa susah payahnya aku merawat mereka, banyak
kebutuhan mereka yang harus kupenuhi, aku harus banting tulang mencari uang..”
(kembali memeluk bingkai foto)
SCENE 3. INT/EKS. RUANG
TENGAH/TERAS. PAGI
AGUNG
“Ibu, ibu lihat bukunya
agung yang merah gak?”
IBU
“Kamu taruh dimana sih
kemarin? Makanya kalau naro apa-apa jangan sembarangan”
AGUNG
“Enggak bu, agung taro di
meja ini. Nadia... lihat buku kakak yang merah gak?”
NADIA
(ssetengah berlari dari
kamar) “ini kak... kemarin nadia pinjem satu Buat main”
AGUNG
“Nadia !!! kakak kan udah
bilang, jangan ngambil barang kakak tanpa ngmong dulu ! kakak udah kesiangan
ini !!!”
KEMUDIAN AGUNG MELENGGANG
KELUAR DAN MEMAKAI SEPATU DI TERAS DI DEPAN KAKAKNYA YANG SEDANG DUDUK
IBU
“Aguung.... Nadianya jangan
ditinggal ! anterin nadia dulu”
AGUNG
“Maaf ibu, agung udah telat
banget, agung berangkat duluan yah”
NADIA YANG DIBENTAK KAKAKNYA
LANGSUNG MENANGIS, KARENA KESAL KEPADA ADIKNYA ITU, AGUNG ENGGAN MENGANTARKAN
NADIA KESEKOLAH SEPERTI BIASANYA. IA BERANGKAT TERLEBIH DAHULU MENINGGALKAN
NADIA. KEMUDIAN AJAL MASUK
MENGHAMPIRI ADIKNYA YANG MENANGIS.
IBU
“Sudah sudahh.. nadia gak
usah nangis, berangkat sama kak Ajal
yah?”
NADIA
(mengangguk)
RIAN
(mengusap air mata nadia dan
merapikan rambutnya)
SCENE 4. INT. KELAS. SIANG
JAM ISTIRAHAT SUDAH HAMPIR
SELESAI, TAPI DARI PINTU RUANG GURU, PAK HENDRO MEMANGGIL AGUNG YANG SEDANG
BERJALAN MENUJU KELAS.
PAK
HENDRO
“Agung, sini nak.. “
AGUNG
“Iyah pak hendro, ada apa ya
pak ?”
PAK
HENDRO
“Sini bapak kasih bocoran,”
AGUNG
“Bocoran apa yah pak?
PAK
HENDRO
“Congratulation agung, kamu
berhasil lolos seleksi masuk keperguruan tinggi yang bonafit”
AGUNG
“Hah?? Serius pak ?!”
PAK
HENDRO
“Yaiyalah, masa saya bohong
sama murid kesayangan saya”
AGUNG
“Alhamdulillah ya allah”
PAK
HENDRO
“Ayahmu di surga pasti
bangga gung sama kamu. Kamu anak yang berprestasi”
AGUNG
(hanya tersenyum)
~END~