Perubahan Sosial Dan Komunikasi
I. PENDAHULUAN
Memudarnya masyarakat tradisional akan tampak jelas apabila dilihat dari
tiga dimensi perubahan sosial, yaitu : dimensi struktural, dimensi cultural,
dan dimensi interaksional. Melihat tiga dimensi perubahan sosial tidak berarti
mengabaikan dimensi perubahan lain seperti dimensi normal dari kehidupan
sosial(karakter pribadi), peristiwa dan perubahan sosial, perubahan dalam
bentuk kualitatif dan kuantitatif, serta perubahan yang direncanakan dan
diprogamkan. Kesemua dimensi perubahan tersebut nampak ada dalam suatu
peristiwa memudarnya masyarakat tradisional.
Perubahan struktur pada masyarakat tradisional menrupakan akibat dari
derasnya proses modernisasi dengan berbagai nilai atau tekhnologi yang
ditawarkan. Unsur-unsur penting dalam modernisasi adalah adanya kepribadian
yang mobilitas dan derasnya penyebaran informasi, melalui tekhnologi mass media
yang canggih. [1]
Modernisasi adalah suatu proses. Modernisasi di Indonesia disebabkan objek
yang terlibat adalah rakyat heterogen, terdiri dari suku-suku bangsa dengan
nilai-nilai budayannya masing-masing. Heterogenitas ini menimbulkan kepekaan
politik, agama, dan budaya yang sewaktu-waktu dapat mengancam keutuhan
persatuan dan kesatuan, mengancam kelestarian bangsa.[2]
II. PERMASALAHAN
1. Interelasi Perubahan Sosial
dengan Komunikasi
2. Fungsi Komunikasi dalam
Konteks Perubahan Sosial
III. PEMBAHASAN
1. Interelasi Perubahan Sosial
dengan Komunikasi
Perubahan sosial adalah Proses sosial yang dialami oleh anggota masyarakat
serta semua unsur-unsur budaya dan sistem-sistem sosial, dimana semua tingkat
kehidupan masyarakat secara sukarela atau dipengaruhi oleh unsur-unsur
eksternal meninggalkan pola-pola kehidupan, budaya, sistem, sosial lama
kemudian menyesuaikan diri atau menggunakan pola-pola kehidupan,budaya, dan
sistem sosial yang baru.[3]
Apabila perubahan sosial dilakukan dengan sengaja, atau direncanakan oleh
pimpinan anggota masyarakat, yang diarahkan pada pola kehidupan masyarakat
tertentu misalnya dari agraris kemasyarakat industrialis, perkembangan yang
demikian merupakan perubahan yang disebut sebagai social development.[4]
Dalam hubungannya dengan proses sosial, komunikasi menjadi sebuah cara
dalam melakukan perubahan sosial. Komunikasi berperan menjembatani perbedaan
dalam masyarakat karena mampu merekatkan kembali sistem sosial masyarakat dalam
usahannya melakukan perubahan.
Interelasi antara perubahan sosial dengan komunikasi yang pernah diamati
oleh Goran Hedebro(1982) sebagai berikut:
a. Teori Komunikasi mengandung makna pertukaran pesan
Perubahan dalam masyarakat selalu ada peran dari komunikasi. Komunikasi ada
pada semua usaha yang bertujuan membawa kearah perubahan.
b. Walaupun komunikasi hadir dengan tujuan membawa perubahan,
tetapi bukan alasan utama dalam perubahan sosial. Hanya saja, komunikasi
merupakan salah satu faktor yang menimbulkan perubahan masyarakat.
c. Media yang digunakan dalam komunikasi berperan
melegitimasi bangunan sosial yang ada.
d. Komunikasi adalah alat yang digunakan untuk mengawasi
salah satu kekuatan penting masyarakat. Dengan kata lain, mereka berada
dalamposisi mengawasi media, dapat menggerakkan pengaruh yang menentukan menuju
arah perubahan sosial.[5]
2. Fungsi Komunikasi dalam Konteks Perubahan Sosial
Menurut McClelland
dalam Nasution, Zulkarimen (1992) analisa yang paling orisinal dan provokatif
adalah komentarnya yang berhubungan langsung dengan masalah komunikasi, yakni
perihal pentingnya opini publik bagi
pembangunan. Dalam pembangunan ekonomi, kekuatan yang merangkum masyarakat
adalah bergerak dari tradisi yang melembaga, ke opini publik yang dapat
mengakomodir perubahan, dan hubungan interpersonal yang spesifik serta
fungsional.
Inkeles dan Smith
dalam Jahi, Amri (1988) berpendapat bahwa komunikasi massa, pendidikan massa,
dan industrialisasi merupakan beberapa cara sosialisasi yang paling
penting.Menurut lerner (1958), Pye (1963), Schramm (1964) dalam Jahi, Amri
(1988) mengatakan bahwa komunikasi pembangunan juga menggunakan “tetesan ke
bawah”. Menurut model ini, informasi dan pengaruh mengalir dalam satu arah,
dari pengirim ke penerima. Sifat ini menyebabkan pendekatan ini disebut juga
sebagai pendekatan dari “atas ke bawah” , “pipa” , atau “pusat dan daerah”
(Fett dan Schneider,1973; Galtung , 1971; Thiesenhusen, 1978) dalam Jahi, Amri
(1988).
Dari berbagai ulasan
yang dikemukakan, terdapat beberapa peran komunikasi dalam modernisasi, yakni :
Komunikasi persuasif akan mempengaruhi perubahan
nilai-nilai, sikap men-tal, perilaku, kepribadian yang kreatif, motifasi untuk
berprestasi yang sangat mendukung terwujudnya modernisasi. Komunikasi persuasif
akan mempe-ngaruhi nilai budaya untuk berorientasi ke masa depan, sehingga
setiap individu akan mempunyai motivasi untuk berkarya, berinovasi, bersikap
hemat untuk menabung, disiplin, yang sangat berperan dalam modernisasi. Komunikasi
persuasif akan mempengaruhi masyarakat untuk berpartisipasi dalam proyek
pembangunan maupun di luar proyek pembangunan. Misalnya : Proyek penghijauan,
perbaikan jalan desa, perbaikan saluran air, dsb.
Komunikasi Interaktif dalam bidang pendidikan formal dan non
formal sangat berperan dalam meningkatkan sumber daya manusia untuk dapat
berkarya, disiplin, bertanggung-jawab, berprestasi dan berkualitas merupakan
factor yang sangat penting dalam modernisasi. Demikian pula komunikasi
interaktif dalam pengasuhan di rumah tangga sangat menentukan keberhasilan
generasi penerus dalam melaksanakan program-program pembangunan misalnya :
melalui bacaan ceritera anak-anak yang berorientasi “N Ach”, yang biasanya
dibaca pada waktu di luar jam sekolah. Komunikasi Interaktif yang memperhatikan
kebutuhan-kebutuhan masyarakat perdesaan sehingga pro-gram-program pembangunan
akan bermanfaat pula bagi masyarakat per-desaan, tidak hanya bisa dinikmati
oleh kalangan pembuat kebijakan.
Komunikasi melalui media massa sangat berperan dalam meningkatkan
Ilmu pengetahuan dan tehnologi terhadap masyarakat untuk terwujudnya
moder-nisasi. Komunikasi persuasif akan mempengaruhi para petani produsen untuk
meningkatkan usaha taninya kearah agribisnis dan agrobisnis sehingga subtitusi
impor meningkat, hal tersebut harus disertai pula kebijakan yang menguntungkan
bagi petani sebagai perangsang untuk berproduksi, dengan demikian sangat
mendukung modernisasi.
Peranan komunikasi
tersebut di harapkan akan menimbulkan perubahan yang menguntungkan di berbagai
bidang kehidupan : demografi, system stra-tifikasi, pemerintahan, pendidikan,
system keluarga, nilai, sikap serta kepriba-dian yang sangat penting bagi
proses modernisasi di Indonesia.[6]
IV. KESIMPULAN
Perubahan Sosial
adalah Proses sosial yang dialami oleh anggota masyarakat serta semua
unsur-unsur budaya dan sistem-sistem sosial, dimana semua tingkat kehidupan
masyarakat secara sukarela atau dipengaruhi oleh unsur-unsur eksternal
meninggalkan pola-pola kehidupan, budaya, sistem, sosial lama kemudian
menyesuaikan diri atau menggunakan pola-pola kehidupan,budaya, dan sistem
sosial yang baru.
Fungsi
Komunikasi dalam Perubahan sosial adalah
[1] M. MunandarSoelaiman, Dinamika Masyarakat
Transisi, 1998, Cet. I, Pustaka Pelajar,Yogyakarta, hal. 93-94
[4] Soedjono, Pokok-Pokok
Sosiologi sebagai Penunjang Studi Hukum, Alumni, Bandung, 1977, Cet. I, hal. 117-118
[6] http://agriculture.upnyk.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=101:peran-komunikasi-dalam-modernisasi-di-indonesia&catid=53:2007&Itemid=88
No comments:
Post a Comment