Model-model
komunikasi
Dari berbagai model komunikasi yang
sudah ada, di sini akan dibahas tiga model paling utama, serta akan dibicarakan
pendekatan yang mendasarinya dan bagaimana komunikasi dikonseptualisasikan
dalam perkembangannya.[4]
Model
Komunikasi Linear
Model komunikasi ini dikemukakan
oleh Claude Shannon dan Warren Weaver pada
tahun 1949 dalam buku The Mathematical of Communication.[7]
Mereka mendeskripsikan komunikasi sebagai proses linear karena tertarik pada
teknologi radio dan telepon dan ingin mengembangkan suatu model yang dapat
menjelaskan bagaimana informasi melewati berbagai saluran (channel).[butuh rujukan] Hasilnya adalah konseptualisasi dari komunikasi linear (linear
communication model).[2]
Pendekatan ini terdiri atas beberapa elemen kunci: sumber (source),
pesan (message) dan penerima (receiver).[4]
Model linear berasumsi bahwa seseorang hanyalah pengirim atau penerima.[butuh rujukan]
Tentu saja hal ini merupakan pandangan yang sangat sempit terhadap
partisipan-partisipan dalam proses komunikasi.[2]
Suatu konsep penting dalam model ini adalah gangguan (noise), yakni setiap
rangsangan tambahan dan tidak dikehendaki yang dapat mengganggu kecermatan
pesan yang disampaikan. Gangguan ini selalu ada dalam saluran bersama sebuah
pesan yang diterima oleh penerima. [7]
Model
Interaksional
Model interaksional dikembangkan
oleh Wilbur Schramm pada tahun 1954 yang menekankan pada proses komunikasi dua
arah di antara para komunikator.[4]
Dengan kata lain, komunikasi berlangsung dua arah: dari pengirim dan kepada
penerima dan dari penerima kepada pengirim. Proses melingkar ini menunjukkan
bahwa komunikasi selalu berlangsung. [2]
Para peserta komunikasi menurut model interaksional adalah orang-orang yang
mengembangkan potensi manusiawinya melalui interaksi sosial, tepatnya melalui
pengambilan peran orang lain.[7]
Patut dicatat bahwa model ini menempatkan sumber dan penerima mempunyai
kedudukan yang sederajat. [8]
Satu elemen yang penting bagi model interkasional adalah umpan balik
(feedback), atau tanggapan terhadap suatu pesan.[2]
Model
transaksional
Model komunikasi transaksional
dikembangkan oleh Barnlund pada tahun 1970.[5] Model ini menggarisbawahi pengiriman
dan penerimaan pesan yang berlangsung secara terus-menerus dalam sebuah episode
komunikasi.[butuh rujukan]
Komunikasi bersifat transaksional adalah proses kooperatif: pengirim dan
penerima sama-sama bertanggungjawab terhadap dampak dan efektivitas komunikasi
yang terjadi. [2]
Model transaksional berasumsi bahwa saat kita terus-menerus mengirimkan dan
menerima pesan, kita berurusan baik dengan elemen verbal dan nonverbal. Dengan
kata lain, peserta komunikasi (komunikator) melalukan proses negosiasi makna.[4]
MODEL-MODEL
KOMUNIKASI
Model adalah representasi suatu fenomena,
baik nyata ataupun abstrak, dengan menonjolkan unsur-unsur terpenting fenomena
tersebut. Menurut Sereno dan Mortensen model komunikasi merupakan deskripsi
ideal mengenai apa yang dibutuhkan untuk terjadinya komunikasi. Sedangkan B.
Aubrey Fisher mengatakan model adalah analogi yang mengabstraksikan dan memilih
bagian dari keseluruhan, unsur, sifat atau komponen yang penting dari fenomena
yang dijadikan model.
FUNGSI DAN
MANFAAT MODEL
Gordon Wiseman dan Larry Barker
mengemukakan ada tiga fungsi model komunikasi: pertama, melukiskan proses
komunikasi; kedua, menunjukan hubungan visual; ketiga, membantu dalam
mengemukakan dan memperbaiki kemacetan komunikasi. Deutch menyebutkan bahwa
model memiliki empat fungsi: mengorganisasikan (kemiripan antara data dan
hubungan), prediktif, memungkinkan peramalan dari sekedar tipe ya atau tidak
hingga yang kuantitatif yang berkenaan dengan kapan dan berapa banyak,
heuristik (menunjukan fakta-fakta dan metode baru yang tidak diketahui),
pengukuran, mengukur fenomena yang diprediksi.
Fungsi-fungsi tersebut pada gilirannya
merupakan basis untuk menilai suatu model:
·
Seberapa
umum (general) model tersebut? Seberapa banyak bahan yang diorganisasikannya,
dan seberaa efektif?
·
Seberapa
heuristik model tersebut? Apakah ia membantu menemukan hubungan-hubungan baru,
fakta, atau metode?
·
Seberapa
penting prediksi yang dibuat dari model tersebut bagi bidang penelitian?
Seberapa strategis prediksi itu pada tahap perkembangan bidang tersebut?
·
Seberapa
akurat pengukuran yang dapat dikembangkan dengan model tersebut?
Irwin D.J. Bross menyebutkan beberapa
keuntungan model. model menyediakan kerangka rujukan untuk memikirkan masalah,
bila model awal tidak berhasil memprediksi. keuntungan lain pembuatan model
adalah terbukanya problem abstraksi.
TIPOLOGI MODEL
Kita dapat menggolongkan model dengan
berbagai cara. Model yang lebih penting adalah model simbolik yang terdiri dari
model matematik dan model verbal; lalu model fisik yang terdiri dari model
ikonik dan model analog.
Model verbal adalah model atau teori yang
dinyatakan dengan kata-kata, meskipun bentuknya sangat sederhana. Model verbal
sangat berguna terutama untuk menyatakan hipotesis atau menyajikan hasil
penelitian. Model verbal ini sering dibantu dengan grafik, diagram, atau
gambar. Contohnya adalah model struktur organisasi, yang dilihat dari
perspektif komunikasi organisasi, tingkat-tingkat jabatan dan hubungan kerja
(komunikasi formal) berbagai jabatan tersebut.
Model fisik secara garis besar terbagi dua,
yakni model ikonik yang penampilan umumnya (rupa, bentuk, tanda) menyampaikan
objek yang dimodelkan. Seperti model pesawat terbang, maket sebuah gedung atau
kompleks. Sebagan model ikonik, selain menyerupai objek aslinya juga menunjukan
sebagian fungsi penting objek yang dimodelkan. Contoh terbaik model ikonik ini
adalah model kendaraan seperti pesawat terbang, kapal laut, kereta api. Menurut
Bross, model menyajikan suatu proses abstraksi. Pesawat terbang yang sebenarnya
menyajikan proses suatu abstraksi.
Perkembangan model simbolik, khususnya
model matematik penting dalam profesi ilmuwan. Pembuatan model
adalah upaya penting dalam memajukan ilmu pengetahuan dan kuantitas model yang
dihasilkannya menandai kematangan ilmiah disiplin tersebut.
Berdasarkan model-model kounikasi Lasswell,
Shannon dan Weaver serta Schramm, yang linier namun terkenal itu misalnya,
muncul model-model yang sirkuler. Dilihat dari jumlah unsur yang
mengidentifikasi dalam fenomena komunikasi, model-model lebih mutahir
menambahkan unsur-unsur baru yang dalam model lama tidak disebut. Misalnya
lingkungan fisik, seperti dalam model Gudykunst dan Kim. dan konteks waktu
dalam model Tubbs.
Model Gerbner merupakan perluasan dari
model Lasswell, model Westley dan MacLean dari model Newcomb dan model DeFleur
dari model Shannon dan Weaver. Schramm yang mengemukakan teori peluru
komunikasi (the bullet theory of communication) sebagai model verbal mengenai
efel komunikasi pada tahun 1950-an harus merevisi modelnya tersebut dalam
dekade berikutnya.
MODEL-MODEL
KOMUNIKASI: SUATU PERKENALAN
Komunikasi bersifat dinamis, sebenarnya
komunikasi telah dibuat oleh para pakar.
Model S – R
Model stimulus – respon (S – R) adalah
model komunikasi paling dasar. Model ini depengaruhi oleh disiplin psikologi,
khususnya yang beraliran behavioristik. Model tersebut menggambarkan stimulus –
respons. Model ini menunjukan komunikasi sebagai aksi reaksi yang sederhana.
Bila seorang lelaki berkedip kepada seorang wanita, dan wanita itu kemudian
tersipu malu, itulah pola S – R.
Pola S – R dapat pula berlangsung negatif,
misalnya orang pertama menata kedua orang dengan tajam, dan kedua orang itu
balik menatap, atau enunduk malu, atau malah memberontak.
Model Aristoteles
Model Aristoteles adalah model komunikasi
paling klasik, yang sering juga disebut model retoris. Komunikasi terjadi
ketika seorang pembicara menyampaikan pembicaraannya kepada khalayak dalam
upaya mengubah sikap mereka. Tepatnya, ia mengemukakan tiga unsur dasar dalam
proses komunikasi, yaitu pembicara (speaker), pesan (message), dan pendengar
(listener).
Model Lasswell
Model komunikasi Lasswell berupa ungkapa
verbal, yakni
Who
Says What
In Which Channel
To Whom
With What Effect?
Model ini dikemukakan oleh Harold Lasswell
tahun 1948 yang menggambarkan proses komunikasi dan fungsi-fungsi yang
diembannya alam masyarakat. Lasswell mengemukakan tiga fungsi komunikasi,
yaitu: pengawasan lingkungan, korelasi berbagai bagian terpisah dalam
masyarakat yang merespon lingkungan, transmisi warisan sosial dari suatu
generasi ke generasi lainnya. Lasswell mengaku bahwa tidak semua komunikasi
bersifat dua arah.
Model Lasswell sering diterapkan dalam
komunikasi massa. Model tersebut mengisyaratkan ahwa lebih dari satu saluran
dapat membawa pesan. Model Lasswell dikritik karena model itu tampaknya
mengisyaratkan kehadiran komunikator dan pesan yang bertujuan. Model ini juga
terlalu menyederhanakan masalah.
Model Shannon dan
Weaver
Model awal komunikasi dikemukakan oleh
Claude Shannon dan Warren Weaver pada tahun 1949. Model ini sering disebut
model matematis atau model teori informasi itu mungkin adalah model yang
pengaruhnya paling kuat atas model dan teori komunikasi lainnya. Model Shannon
dan Weaver ini menyoroti problem penyampaian pesan berdasarkan tingkat
kecermatannya. Dengan kata lain, model Shannon dan Weaver mengasumsikan bahwa
sumber informasi menghasilkan pesan untuk dikomunikasikan dari seperangkat
pesan yang dimungkinkan. Pemancar (transmitter) mengubah pesan menjadi sinyal
yang sesuai dengan saluran yang digunakan. Saluran (channel) adalah medium yang
mengirim sinyal (tanda) dari transmitter ke penerima (receiver).
Model Shannon dan Weaver dapat diterapkan
kepada konteks-konteks komunikasi lainnya seperti komunikasi antarpribadi,
komunikasi publik, dan komunikasi massa.
Model Schramm
Menurut Wilburg Schramm, komunikasi
senantiasa membutuhkan setidaknya tiga unsur: sumber (source), pesan (message),
dan sasaran (destination). Sumber boleh jadi seorang individu atau suatu
organisasi seperti surat kabar, stasiun televisi. Menurut Schramm, setiap orang
dalam proses komunikasi adalah sekaligus sebagai enkoder dan dekoder. Kita
secara konstan menyandi balik tanda-tanda dari lingkungan kita, menafsirkan
tanda-tanda tersebut.
Model Newcomb
Theodore Newcomb memandang komunikasi
sebagai perspektif psikologi-sosial. Modelnya menyerupai diagram jaringan
kelompok yang dibuat oleh para psikolog sosial dan menyerupai formulasi awal
mengenai konsistensi kognitif. Dalam model komunikasi tersebut sering juga
disebut model ABX atau model simetri Newcomb menggambarkan bahwa seseorang A,
menyampaikan informasi terhadap seorang lainnya, B, mengenai sesuatu, X, model
tersebut mengasumsikan bahwa orientasi A kepada B dan terhadap X saling
bergantung dan ketiganya merupakan suatu sistem yang terdiri dari empat
orientasi.
1. Orientasi
A terhadap X, yang meliputi sikap tehadap X sebagai objek yang harus didekati
atau dihindari dan atribut kognitif (kepercayaan dan tatanan kognitif)
2. Orientasi
A terhadap B, dalam pengertian yang sama
3. Orientasi
B terhadap X
4. Orientasi
B terhadap A
Model Westley dan
MacLean
Westley dan MacLean ini
dipengaruhi oleh model Newcomb, selain juga oleh Lasswell dan yang lainnya.
Mereka menambahkan jumlah peristiwa, gagasan, objek dan orang yang tidak
terbatass yang kesemuanya merupakan ”objek orientasi” menempatkan suatu peran C
diantara A dan B, dan menyediakan umpan balik. Model Westley dan MacLean
mencakup beberapa konsep penting yaitu umpan balik, perbedaan kemiripan
komunikasi antarpribadi dengan komunikasi massa, dan pemimpin endapat yang
penting sebagai unsur tambahan dalam komunikasi massa.
Model Gerbner
Model Gerbner adalah merupakan perluasan
dari model Lasswell. Model ini terdiri dari model verbal dan model dragmatik.
Model verbal Gerbner adalah sebagai berikut:
·
Seorang
sumber
·
mempersepsi
suatu kejadian
·
dan
bereaksi
·
melalui
suatu alat (maluran, media, rekayasa fisik, fasilitas administratif dan
kelembagaan untuk distribusi dan kontrol)
·
untuk
menyediakan materi
·
dalam
suatu bentuk
·
dan
konteks
·
yang
mengandung isi
·
yang
mempunyai suatu konsekuensi
Model Gerbner menunjukan bahwa sesorang
mempersepsi suatu kejadian dan mengirimkan pesan kepadan suatu transmitter yang
pada gilirannya mengirimkan sinyal pada pemerima (receiver), dalam transmisi
itu sinyal menghadapi gangguan dan mucul sebagai SSS bagi sasaran (destination)
Model Berlo
Model ini dikenal dengan model SMCR (source, message, channel,
receiver). Sumber (source) adalah pihak yang menciptakan pesan baik seseorang
maupun suatu kelompok.
Pesan (message) adalah terjemahan gagasan
kedalam kode simbolik seperti bahasa atau isyarat saluran (channel) adalam
medium yang membawa pesan dan penerima (receiver) adalam orang yang menjadi
sasaran komunikasi.
Model DeFleur
Menggambarkan komunikasi massa ketimbang
komunikasi antar pribadi. Modelnya merupakan perluasan dari model yang dikemukakan
para ahli lain khususnya Shannon dan Weaver dengan memasukan perangkan media
massa (mass medium service) dan peragkat umpan balik (feedback).
Model Tubbs
Menggambarkan komunikasi yang paling
mendasar yaitu komunikasi dua orang (diadik). Model komunikasi Tubbs sesuai
dengan konsep komunikasi sebagai transaksi yang mengasumsikan kedua peserta
sebagai pengirim sekaligus penerima pesan. Model Tubbs melukiskan baik
komunikator satu atau dua terus menerus memperoleh masukan yakni rangsangan
baik luar dalam maupun luar dirinya yang sudah berlalu baik yang sudah
berlangsung juga semua pengalaman fisik maupun sosial.
Model
Interaksional
Model interaksional merujuk pada model
komunikasi yang dikembangkan oleh para ilmuwan sosial yang menggunakan
perspektif interaksi simbolik dengan tokoh utamanya Herbert dan muridnya
Blumer. Model interaksional sangat sulit digambarkan dengan diagramatik. Model
verbal lebih disesuaikan dengan model ini.
No comments:
Post a Comment