إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ
وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَسْتَهْدِيْهِ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ
شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ
مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ
إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. أَمَّا بَعْدُ؛
Yang saya hormati ibu nilnan ni’mah m.s.i
selaku pembimbing saya
Tak lupa para hadirin sekalian yang saya
hormati juga.
Segala puji bagi Allah SWT yang telah
memberikan kita hidayah, rahmat, serta segala nikmat yang telah beliau
anugerahkan kepada kita semua, sehingga kita semua dapat berkumpul pada pagi
hari ini, insya Allah senantiasa diberkahi oleh-Nya.
Shalawat serta salam tak bosan-bosannya kita
haturkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad saw beserta para keluarga
dan sahabat-sahabatnya. Beliaulah sang revolusioner sejati yang telah membawa
umat manusia dari alam kegelapan masa jahiliyah menuju ke alam yang terang
benderang lantaran cahaya ilmu pengetahuan yang dibawa-Nya sebagaimana yang
kita rasakan saat sekarang ini.
Ukhuwah merupakan salah satu variabel penting
dalam pembangunan kekokohan “bangunan Islam”. Ukhuwah juga merupakan modal
kekuatan umat, baik secara umum maupun khusus, setelah tauhid kepada Allah SWT.
Ummatan Wahidatan menempati posisi sangat
penting dalam perjuangan umat. Bagaimana pun dan apa pun arti sebuah kekuatan,
tak akan mempunyai arti apa-apa tanpa adanya kesatuan, sebab kesatuan merupakan
perwujudan dari sikap kebersamaan. Kebersamaan muncul dari sikap persaudaraan
yang tinggi dari sesama, dan persaudaraan lahir dari sikap iman yang dalam
terhadap Allah Taala.
Jamaah Sholat Jumat Rohimakumullah
Kita bersyukur kepada Allah, yang telah mentaqdirkan
bahwa sebagian besar penghuni negara ini menganut agama Islam, menjadi umat
Islam yang paling banyak dibandingkan dengan umat Islam di Negara mana pun di
dunia.
Ini merupakan rahmat dari Allah Taala. Yang
kita harapkan, bukan hanya menjadi kebanggaan semu dalam slogan-slogan, akan
tetapi dapat dibuktikan. Betapa begitu kuatnya tali persaudaraan kita sebagai
muslim.
Sebagaimana Firman Allah Taala:
اِنَّمَا
المُؤْمِنُ اِخْوَةٌ فَاَصْلِحُوْا بَيْنَ اَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوْااللهَ
لَعَلَكُمْ تُرْحَمُوْنَ
“Sesungguhnya
orang-orang mukmin adalah bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua
saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat”
(Al-Hujarat: ayat 10)
Bahkan Rosulullah memberikan gambaran indah
terhadap indahnya jalinan ukhuwah antara umat Islam. Sebagaimana sabdanya:
ىمَثَلِ الجَسَدِ الوَحِدِ اِذَا اشْتَكَى مِنْهُ
عُضْوٌ تَدَعَى لَهُ سَائِرُ الجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالحُمَّمَثَلُ المُؤْمِنِيْنَ
فىِ تَوَادِّ هِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ كَ
“Perumpamaan
orang mu’min dalam saling mengasihi, saling mencintai dan saling menyayangi
bagaikan satu tubuh. Apabila salahsatu anggota sakit maka seluruh tubuh akan
terbawa sakit, susah tidur dan merasa demam” (HR Bukhori Muslim)
Islam adalah agama yang sempurna, Islam
adalah agama yang berisi petunjuk yang lengkap bagi manusia untuk mencapai
kebahagian di dunia dan akhirat. Salahsatu petunjuknya adalah mengenai hubungan
antar manusia, khususnya sesama muslim. Yaitu hubungan yang terikat oleh
ukhuwah Islamiyah. Ukhuwah atau persaudaraan yang bukan dalam arti sempit, yang
bukan hanya terikat oleh hubungan darah dan kekerabatan, tetapi hubungan
ukhuwah yang dimaksud adalah hubungan yang terikat oleh persatuan aqidah
Islamiyah.
Dasar kesamaan aqidah merupakan satu kekuatan
yang mampu menyatukan cita-cita, mampu menyatukan sikap dan tujuan. Mampu
menciptakan persatuan dan kebersamaan yang lebih luas. Dengan kesamaan aqidah
akan tercapailah puncak kemesraan ukhuwah, yang pada akhirnya akan melahirkan
sikap takaful (saling membantu), Ta’awun (saling menolong), tasamuh (saling
menghargai dan bertoleransi).
Bagaimana praktiknya dalam kehidupan nyata..?
Rosululloh mengajarkan praktiknya,
sebagaimana yang terlihat dalam sabdanya:
“Seseorang itu menjadi saudara bagi muslim
lainnya. Dia tidak akan menganiaya saudaranya, dia tidak akan menghina serta
membiarkan saudaranya terjerumus kepada kehinaan. Barang siapa yang mencukupi
kebutuhan saudaranya, dan barang siapa yang membantu menghilangkan kesusahan
saudaranya, Allah akan memberikan kelapangan pada hari kiamat. Barang siapa
yang menutupi cacat atau aib saudaranya, Allah akan menutupi cacat atau aibnya
di hari kiamat. Dan barang siapa yang berusaha menghilangkan kesulitan orang
muslim dari kehidupan dunia, Allah akan menghilangkan dari dirinya segala
kesulitan pada hari kiamat” (Muttafaqun alaih)
Alangkah indah dan mulianya sikap dan
perilaku seperti itu. Alangkah bahagianya kalau kita dapat mewujudkan sabda
Nabi dalam perilaku kita sehari-hari. Kehidupan seperti itulah yang telah
dibuktikan dan diamalkan oleh Rosululloh beserta para sahabatnya.
Jamaah Sholat Jumat Rohimakumullah
Beberapa hari ke depan ini, kita akan
melaksanakan pesta demokrasi dalam rangka memilih pemimpin kita, baik pemimpin
yang akan duduk di dewan perwakilan rakyat, pusat maupun daerah, ataupun
pemilihan presiden dan wakil presiden. Kegiatan ini, adalah kegiatan yang biasa
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, kegiatan rutinitas yang kita lakukan
dalam setiap lima tahun sekali.
Silakan kita memilih menurut kita yang
terbaik, silakan kita sampaikan aspirasi sesuai hati nurani. Akan tetapi yang
harus kita ingat, apa dan siapa pun pilihan kita janganlah sampai menghancurkan
persaudaraan Islam di antara kita. Berapa pun besarnya biaya, berapa pun
besarnya tenaga yang telah kita keluarkan, tiadalah sebanding dengan
persaudaraan kita karena Allah. Tidak pantas rasanya, tidak sebanding rasanya,
kita saling mencemooh, saling mengejek, saling gontok-gontokan, tidak lagi
bertegur-sapa, hanya untuk sebuah kepentingan duniawi dengan mengorbankan
begitu besar kepentingan duniawi dan ukhrowi.
Saudaraku, Yaqinlah apapun yang terjadi dan
akan terjadi tidak terlepas dari ketetapan Allah Taala, apapun yang terjadi
tidak terlepas dari pengawasan Allah Taala. Dalam nasehatnya Al-Alim Wal Alamah
Al-Imam Al-Ghazali dalam kitabnya Ihya ulumuddin, mengatakan bahwa:
Allah Taala adalah Dzat Yang Maha Berkehendak
atas semua yang ada, serta mengatur semua peristiwa yang telah, sedang dan akan
terjadi. Semua yang terjadi berada dalam kekuasaan dan pengawasan Allah,
sedikit atau banyak, kecil maupun besar, baik atau buruk, bermanfaat atau
berbahaya, iman atau kafir, beruntung maupun merugi, bertambah atau berkurang,
dan ketaatan maupun kedurhakaan.
Semuanya itu, tidak terlepas dari suratan
taqdirNya, kebijaksanaan dan kehendakNya. Segala bentuk pandangan dan pikiran
yang terlintas pada mahluk, tidak ada yang keluar dari kehendakNya. Apapun yang
dikehendaki oleh Allah, pasti terjadi. Dan apa pun tidak dikehendaki olehNya,
niscaya tidak akan pernah terjadi.
Sekalipun seluruh manusia, jin, dan malaikat
bersatu untuk menggerakkan sebutir debu di alam ini, tanpa kehendak serta
keinginan dari Allah, mereka pasti tidak akan kuasa melakukannya. Kehendak
Allah berdiri sendiri dalam sifat-sifatnya, dan akan selalu seperti itu adanya.
Saudaraku Seiman dan Seagama Janganlah
terpecah-belah hanya karena pilihan kita berbeda, janganlah kita saling memutus
silaturahmi hanya karena partai dan calon kita berbeda.
Ingatlah “Seseorang sudah cukup disebut jahat apabila ia menghina saudaranya sesama Muslim. Darah, harta dan kehormatan setiap Muslim adalah Haram bagi Muslim lainnya.” Dan ketahuilah “tidak disebut beriman seseorang dari kalian sehingga ia mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri.” (Al-hadist)
Ingatlah “Seseorang sudah cukup disebut jahat apabila ia menghina saudaranya sesama Muslim. Darah, harta dan kehormatan setiap Muslim adalah Haram bagi Muslim lainnya.” Dan ketahuilah “tidak disebut beriman seseorang dari kalian sehingga ia mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri.” (Al-hadist)
Kitalah mayoritas di negeri ini, kita adalah
umat yang terbaik yang diciptakan oleh Allah. Janganlah mudah kita
diombang-ambing, janganlah mudah kita dipermainkan oleh segelintir
manusia-manusia jahat. Janganlah kita menjadi umat yang digambarkan oleh
Baginda Nabi, laksana buih di lautan, banyak tapi tidak bermanfaat, di hantam
ombak, ikut ombak, ombak surut, buih ikut surut.
Marilah kita berfikir jernih saudaraku,
musibah yang menimpa saudara kita di Gintung, adalah salahsatu peringatan Allah
terhadap jalinan Ukhuwah Islamiyah kita. Betapa Allah Taala sangat mudah
menghancurkan dan memporak-porandakan kehidupan kita, ketika kita sedang bangga
dengan perbedaan, ketika kita berpesta dengan keterpecahbelahan kita dan lupa
dengan amanat persaudaraan, kemudian Allah mengingatkannya.
Cukuplah musibah Gintung menjadi nasehat,
betapa Allah Taala memperlihatkan kepada kita, andai kita terus memperkokoh
jalinan ukhuwah islamiyah, Allah akan menjadikan laksana bangunan masjid, yang
tidak sedikitpun tergerus walau dihantam air bah sekalipun. Gintung juga
menjadi batu ujian seberapa dalam rasa empati, dan cinta kita kepada saudara.
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali agama Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dulu di masa Jahiliyah bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu jadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.” (Ali Imran: 103)
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali agama Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dulu di masa Jahiliyah bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu jadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.” (Ali Imran: 103)
Demikianlah yang dapat saya sampaikan semoga bermanfaat dan
dapat kita ambil hikmahnya. Saya akhiri dengan ucapan :
او سيكم ونفس بتقوالله
Wassalamualaikum wr wb
Hadits-hadits senada sangat banyak. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wa sallam juga bersabda:
مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ .اَلْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا
Seorang mukmin bagi mukmin lainnya laksana bangunan, satu sama
lain saling menguatkan. [Muttafaq ‘Alaihi].[11]
No comments:
Post a Comment